Ganjar mengatakan bahwa kurpol masuk dalam jenjang kaderisasi di PDIP. Sehingga, usulan dari Sejarawan dan Aktivis Gerakan Perempuan, Ita Fatia Nadia tersebut sejatinya sudah ada dan berjalan di partai banteng.
“Kita sudah punya kaderisasi dari diklat partai, ada kadiklat pusat, ada kadiklat daerah, dan ada 4 tingkatan, mulai kursus kader pratama, madya, utama, dan guru kader bahkan ada khusus kader perempuan, maka kalau tadi disampaikan, wah ini perempuan-perempuan PDIP mesti ada kursus kita, kita sudah ada,” kata Ganjar kepada wartawan di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, pada Sabtu 26 April 2025.
Hanya saja, lanjut dia, kemasan dan konten kurpol perempuan PDIP mesti di-
upgrade mengikuti perkembangan zaman kekinian.
“Tinggal kontennya yang harus diberikan, maka banyak sekali sejarah yang tidak terungkap pada saat ini dan ternyata catatan perempuan-perempuan Indonesia yang sangat hebat itu bisa memberikan inspirasi kepada kader partai khusus perempuan ini untuk bisa nanti belajar,” ujarnya.
“Dulu aja bisa, masa sekarang gak bisa, kapan mesti diketahui dan apa yang harus diketahui dalam konteks kekinian,” demikian Ganjar.
Pemikiran-pemikiran Proklamator RI Ir. Soekarno, khususnya yang menggerakkan kaum perempuan di Tanah Air, sedianya terus dibumikan PDIP.
Berkenaan dengan itu, Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri diminta untuk menggelar kursus politik (kurpol) untuk perempuan.
Demikian diungkapkan Sejarawan dan Aktivis Gerakan Perempuan, Ita Fatia Nadia dalam diskusi publik Peringatan 70 Tahun KAA bertajuk "Warisan Bung Karno untuk Asia-Afrika dan Keadilan Sosial Global" di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, pada Sabtu 26 April 2025.
“Maka, saya pada kesempatan yang baik ini, ingin bicara ke Ibu Megawati, tolong adakan kursus politik (kurpol) persisnya adalah pikiran-pikiran Soekarno, khususnya untuk perempuan,” kata Ita.
BERITA TERKAIT: