Menteri Agama Nasaruddin Umar menuturkan, libur panjang diberikan pemerintah lantaran pada Maret ini banyak tanggal merah.
“Pertama, libur panjang itu kan dari tanggal 21. Kita lihat terutama dari Kementerian Agama, hari Jumat, Sabtu itu kan libur. Daripada (mulai libur) 24 (Maret 2025), nah terus teman-teman dari Dikdasmen juga, kalau begitu sekalian aja di 21 (Maret),” kata Menag di Gedung Nusantara II, Komplek DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu, 12 Maret 2025.
Imam besar Masjid Istiqlal ini menambahkan, tujuan libur yang terlalu panjang itu, bertepatan dengan sejumlah acara keagamaan agama lain pada bulan suci Ramadan ini.
“Tujuan yang pertama ya, kan ini ada tanggal 29 itu Hari Nyepi, Hindu kan. Nah sementara kita, kalau enggak ada masalah nanti, tanggal 31 diperkirakan nanti akan Lebaran Idulfitri,” jelasnya.
Selain itu, libur panjang ini diberikan untuk mengurai kepadatan arus mudik di pengujung Ramadan.
“Jadi penumpukan itu sekitar 52 persen penduduk Indonesia itu akan bergerak mudik. Jumlah penduduk Indonesia itu 52 persen, menurut data dari Kementerian Perhubungan, itu akan mudik,” katanya.
“Nah bayangkan kalau tumpah ruah pulang ke daerahnya masing-masing dalam jumlah besar seperti itu, itu pasti akan banyak masalah kan. Nah kalau diperpanjang musim liburnya, menjadi 21 (Maret) sampai tanggal 8 (April), itu berarti sekitar 20 harian, termasuk dengan libur bersama itu,” demikian Nasaruddin Umar.
BERITA TERKAIT: