Menko Airlangga bahkan sempat berkelakar soal 'kursi hilang' saat melakukan sesi tanya jawab dengan awak media di lokasi, Jumat (16/8).
Awalnya, Airlangga memberikan kesempatan kepada seluruh awak media untuk menyampaikan pertanyaan kepada pemerintah.
Airlangga berkelakar agar awak media yang bertanya tidak beranjak dari kursinya karena bisa hilang. Candaan Airlangga ini pun langsung membuat suasana mencair.
"Duduk saja Pak, jangan berdiri. Bahaya kalau berdiri, kursi bisa hilang. Bukan cuma kursi, tapi mic juga (bisa hilang)," ujar Airlangga disambut tawa hadirin.
Momen tersebut menjadi menarik lantaran Airlangga baru saja meletakkan kursi kepemimpinannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Airlangga beralasan keputusan mundur demi menjaga keutuhan Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan.
Namun di balik alasan tersebut, banyak praktisi yang menduga ada manuver di internal Golkar yang membuat Airlangga mundur. Salah satunya Bahlil Lahadalia yang kedapatan bertemu Presiden Joko Widodo sebelum Airlangga mundur.
Pengamat politik Universitas Djuanda, Gotfridus Goris Seran menilai, Bahlil terlihat berambisi memegang kendali Partai Golkar.
"Bacaan saya Bahlil pendukung keras Jokowi, selama ini dia sangat berambisi untuk pimpin Golkar," kata Seran, Minggu (11/8).
BERITA TERKAIT: