Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Anggota DPRD Anggap Wajar Warga Surabaya Banyak Ngadu ke KPK

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Jumat, 14 Juni 2024, 01:18 WIB
Anggota DPRD Anggap Wajar Warga Surabaya Banyak Ngadu ke KPK
Perwakilan KPK membeberkan data pengaduan masyarakat Jawa Timur di gedung Grahadi Surabaya/Istimewa
rmol news logo Berdasarkan data pengaduan masyarakat di Jawa Timur kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) antara 2020-2024, Surabaya meraih peringkat teratas di antara Kabupaten/Kota di Jawa Timur yakni sebanyak 343 pengaduan.

Menanggapi data yang ditunjukkan KPK di gedung Grahadi, Kamis (13/6), anggota Komisi A DPRD Surabaya, Imam Syafi'i, menganggap sebagai hal yang wajar.

Alasan Imam Syafi'i, Surabaya merupakan Kota Metropolis, yang memiliki jumlah penduduk yang banyak.

"Mungkin wajar dengan penduduk terbesar di Jatim, pengaduan tentu lebih banyak dibandingkan yang lain. Itu dari sisi kewajaran," kata Imam Syafi'i dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (13/6).

Imam juga mengapresiasi tingkat kepercayaan warga Surabaya terhadap kinerja komisi antirasuah yang hanya berada di Jakarta.

"Saya mau lihat dari sisi apresiasi kepada masyarakat yang sudah mengadu ke KPK. Masyarakat memang harus berani mengadukan dugaan adanya korupsi di kota Surabaya," jelasnya.

Makanya Imam meminta KPK jangan hanya berbicara data, tetapi juga harus berani mengusut adanya dugaan korupsi yang terjadi di Kota Surabaya.

"Nah itu kami minta KPK untuk mem-follow-up, menindaklanjuti semua laporan masyarakat tersebut," pinta Imam.

Menurut Imam, data yang dibeber KPK itu dikhawatirkan bukan hanya ditujukan ke Pemkot Surabaya. Melainkan ke instansi atau lembaga lainnya yang berkantor di kota Surabaya sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Timur.

"Karena bisa saja ini juga sekaligus di KPK menyampaikan, laporan-laporan itu dimana saja. Di lembaga apa saja, karena di KPK ini kan bisa aja terkait dengan Pemkot Surabaya atau kinerja Provinsi Jatim yang kantornya atau instansinya banyak di Surabaya. Atau instansi dari pusat yang punya perwakilan di Surabaya. Karena itu dibuka saja," ungkapnya.

Politikus Partai Nasdem ini juga merasa tak yakin dengan data tersebut. Pasalnya Pemkot Surabaya pernah menerima penghargaan dari KPK karena memiliki program pencegahan korupsi.

"Saya kok tidak yakin, ini terkait dengan kinerja Pemkot Surabaya. Kenapa, karena Surabaya kan beberapa waktu lalu mendapat penghargaan sebagai pemda dengan nilai tertinggi untuk pencegahan korupsi. Yaitu, MCP, monitoring of preventif corruption. Itu Surabaya nilainya tinggi, nilainya 97," jelasnya.

Untuk itu, Imam kembali mendesak agar KPK berani membuktikan bila data yang dibeberkan tersebut tidak asal-asalan.

"Sekali lagi ini dibuka, atau kalau ternyata memang yang diadukan itu justru kinerja Pemkot Surabaya jadi agak ironis ya. Karena baru-baru ini dapat penghargaan sebagai pemda yang tingkat pencegahan korupsinya paling baik, tertinggi di Jatim, tapi sekarang kok pengaduannya paling banyak," tuturnya.

"Karena itu sekali lagi, KPK pertama harus mem-follow up semuanya dan kedua harus menyampaikan hasil dari penyelidikan, investigasi dan mungkin kalau sampai tahap penyidikan disampaikan ke warga Surabaya," pungkasnya. rmol news logo article
EDITOR: AGUS DWI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA