Apresiasi itu disampaikan istri Munir, Suciwati dalam diskusi publik bertajuk "Pemilu dan HAM: Kemunduran Demokrasi dan Matinya Hak Asasi Manusia" di Waroeng Sadjoe, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (17/1).
"Saya berterima kasih kepada orang-orang yang terus ada bersama korban untuk mengkritik pemerintah terkait dengan berbagai kasus pelanggaran HAM," usjr Suciwati.
Suciwati menyampaikan, dia selama ini didampingi banyak lembaga masyarakat dalam mempertanyakan keadilan atas pelanggaran HAM yang menghilangkan nyawa suaminya.
"Ada KontraS, Imparsial, YLBHI, ICW dan kelompok korban yang sampai hari ini kami terus bersuara, tidak bisa dibungkam," tuturnya.
Kata dia, aksi menuntut pelanggaran HAM dapat diadili atau dikenal Aksi Kamisan yang sudah dimulai semenjak Januari 2007, kini sudah sampai dilaksanakan di 60 kota.
Menurutnya, sebaran luas Aksi Kamisan itu, membuktikan adanya keresahan di kalangan aktivis dan masyarakat akan kondisi Indonesia hari ini.
"Orang-orang sepakat dengan apa yang kita suarakan, bahwa hari ini negara ini tidak baik-baik saja," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: