Sebagai wilayah yang berkontribusi besar dalam produk domestik bruto (PDB) nasional, masalah penurunan permukaan di wilayah Jawa ini perlu diantisipasi secara serius.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengurai, berdasarkan studi JICA, pertumbuhan di kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa sebesar 20 persen dari GDP Indonesia dengan kegiatan industri, perikanan, transportasi, dan pariwisata.
"Sementara jumlah penduduk di Pantura itu 50 juta, jadi yang terdampak 50 juta orang. Nah, tentu tidak hanya membahayakan kelangsungan ekonomi dan infrastruktur, tetapi juga kelangsungan hidup masyarakat,” ungkap Airlangga dalam seminar nasional bertajuk 'Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, Melalui Pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall)' di Jakarta, Rabu (10/1).
Beragam ancaman yang mengintai kawasan Pantura Jawa tentu akan memengaruhi keberlangsungan aktivitas ekonomi dan meningkatkan potensi bencana bagi jutaan penduduk yang berdiam di daerah tersebut.
Selain itu, fenomena degradasi di Pantura Jawa yang tidak tertangani diperkirakan akan mengancam keberadaan dari 70 Kawasan Industri, 5 Kawasan Ekonomi Khusus, 28 Kawasan Peruntukan Industri, 5 Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri, serta berbagai infrastruktur logistik nasional seperti bandara, jalur kereta api, hingga pelabuhan.
“Dengan seminar ini mudah-mudahan bisa di
kick-off supaya ini skalanya bisa kita perbesar dan lebih masif lagi. Ini (
giant sea wall) program yang sifatnya transformatif,” pungkas Menko Airlangga.
Sementara dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto menegaskan bahwa pembangunan
giant sea wall dapat menjadi jawaban atas fenomena kenaikan permukaan laut, hilangnya tanah, sekaligus menjadi jawaban atas kualitas hidup sebagian rakyat Indonesia yang masih memprihatinkan.
Menhan Prabowo juga telah menugaskan Universitas Pertahanan untuk melakukan kajian lebih lanjut atas berbagai hal yang bisa dilakukan terkait dengan gagasan besar pembangunan
giant sea wall.
“Saya ingin ini menjadi pembicaraan, topik diskusi kalangan akademisi, kalangan pengusaha, kalangan teknokrat, engineers-engineers Indonesia, mengajak melakukan pendalaman terhadap masalah ini,” tegas Menhan Prabowo.
BERITA TERKAIT: