Analis politik dari UIN Syarif Hidayatullah Dedi Kurnia Syah berpendapat, pertemuan antara Ketua DPP PDIP Puan Maharani dengan senior Partai Golkar merupakan indikasi Golkar bukan tidak mungkin meninggalkan Gerindra.
"Potensi Partai Golkar keluar dari Koalisi Indonesia Maju yang dipimpin oleh Gerindra cukup besar, terlebih memang koalisi ini belum menentukan siapa cawapresnya," kata Dedi kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (6/10).
Terlebih, kata Dedi, Golkar sudah dua dasawarsa tidak memiliki momentum yang cukup bagus setiap pemilu.
Oleh karena itu, dengan adanya pertemuan serius antara Puan dan senior Golkar bisa dijadikan sebagai lobi politik agar Golkar menarik dukungannya ke Gerindra.
"Dan sekarang mereka punya tokoh yang dominan Airlangga Hartarto, maka bukan tidak mungkin lobi-lobi politik yang dilakukan Puan Maharani terhadap senior Partai Golkar ini adalah semacam tawaran bergabung ke PDIP," katanya.
Namun, kata Dedi, peluang Golkar pindah ke PDIP akan terjadi jika PDIP menawari Golkar sebagai cawapres Ganjar Pranowo.
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dalam keputusan Rapimnas harus menjadi capres atau cawapres. Keputusan itu harus dijalankan oleh partai berlambang beringin tersebut.
"Kalau PDIP memberikan peluang ke Golkar untuk menduduki cawapres, saya kira mudah bagi Golkar untuk hengkang," tutupnya.
BERITA TERKAIT: