"Apakah SOP penggunaannya tidak mempertimbangkan keberadaan anak-anak dan lingkungan sekolah? Kenapa aparat bisa sembrono begitu hingga asapnya mengenai siswa-siswa sekolah," kata Netty melalui keterangan tertulisnya, dikutip
Kantor Berita RMOLJabar, Sabtu (9/9).
Netty sangat menyayangkan atas kejadian yang membuat anak-anak terdampak gas air mata yang membahayakan, bahkan bisa berakibat fatal terhadap kesehatan.
"Gas air mata mengakibatkan iritasi kimia yang membuat mata berair, sulit membuka mata, nyeri superfisial seperti sensasi terbakar di mata, reaksi alergi dermatitis kontak pada mata dan pandangan kabur," terangnya.
Atas dasar itu, Netty meminta Kapolri bersikap tegas. Kepolisian, lanjutnya, harus lebih bijak dan lebih cerdas dalam menghadapi massa.
"Belajarlah dari berbagai kasus yang telah terjadi sebelumnya, perbaiki mekanisme penanganan bentrokan," tegasnya.
Netty juga mengingatkan agar proses pembangunan proyek strategis nasional tidak mengorbankan masyarakat. Justru, proyek strategis harus berdampak terhadap kesejahteraan rakyat.
"Jangan sampai pembangunannya justru mengorbankan masyarakat, institusi pendidikan, dan anak-anak di Batam. Generasi masa depan yang sehat dan berpendidikan jauh lebih penting dari proyek tersebut," tandas Netty.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: