Ketua DPRI RI Puan Maharani memastikan pihaknya akan menjalankan penugasan tersebut dengan baik demi memperkuat reputasi Indonesia di mata dunia.
“Dengan kepercayaan ini, negara-negara di ASEAN bahkan di berbagai penjuru dunia akan semakin memperhitungkan Indonesia sebagai negara yang potensial dan dapat diandalkan untuk bekerja sama dalam berbagai bidang. Ini menjadi credit point bagi bangsa Indonesia untuk dipercaya di tingkat global,” kata Puan, dalam keterangannya, pada Jumat (21/7).
Puan mengatakan, acara bergengsi ini menjadi kesempatan untuk menunjukkan kepemimpinan DPR RI di panggung internasional. Terlebih, Indonesia sendiri telah menjadi salah satu pusat diplomasi parlemen dalam 2 tahun terakhir ini.
Setelah berhasil mengadakan pertemuan Inter-Parliamentary Union (IPU) Assembly ke-144 di Bali dan 8th G20 Parliamentary Speakers' Summit (P20) di Jakarta pada 2022, tahun 2023 DPR kembali menjadi tuan rumah untuk perhelatan AIPA General Assembly ke-44.
Puan menambahkan, untuk melengkapi diplomasi Pemerintah, maka diplomasi parlemen yang dilakukan DPR adalah untuk memperjuangkan tercapaianya perdamaian dunia, dan berkontribusi dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Kontribusi parlemen bagi perdamaian semakin diperlukan di saat meruncingnya ketegangan berbagai kekuatan besar dunia, seperti terlihat dari perang di Ukraina, dan ketegangan di Laut China Selatan.
“Jika dunia semakin aman, maka rakyat lah yang mendapat keuntungannya,” demikian Puan.
DPR RI akan menjadi tuan rumah Sidang Umum ASEAN Interparlementary Assembly (AIPA) ke-44 yang pelaksanaannya akan diselenggarakan di Jakarta pada 5-10 Agustus mendatang. Hal tersebut merupakan salah satu puncak keketuaan DPR RI di AIPA pada 2023, sejalan dengan keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini.
Adapun DPR RI mengusung tema ‘
Responsive Parliaments for A Stable and Prosperous ASEAN’ atau ‘Parlemen yang Responsif untuk ASEAN yang Stabil dan Sejahtera’ pada AIPA General Assembly ke-44.
Sidang tersebut akan dihadiri oleh sekitar 500 peserta yang terdiri dari anggota parlemen 10 negara ASEAN termasuk Indonesia, 20 negara observer, dan perwakilan dari 12 organisasi internasional.
BERITA TERKAIT: