Pandangan itu disampaikan oleh pengamat politik Universitas Nasional (Unas) Andi Yusran saat berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (29/5).
Menurut Direktur Lanskap Politik Indonesia (LPI) ini, skenario sistem pemilu proporsinal tertutup merupakan desain dari kekuatan oligarki ekonomi dan politik yang sedang berkuasa saat ini.
"Jika betul nantinya MK mengabulkan sistem proporsional tertutup maka ini akan menjadi kiamat bagi demokrasi di Indonesia," demikian kata Jamiluddin.
Argumentasi Andi, selama Pemilu dengan proporsional terbuka saja, parlemen seolah dengan mudah dikooptasi oleh kepentingan eksekutif. Ia tidak membayangkan jika nantinya sistem proporsional tertutup yang dianut dalam Pemilu Indonesia.
"Maka bisa dipastikan legislator yang terpilih nantinya akan menjadi pekerja politik, karena hidupnya tergantung kepada ketum parpol," jelas Andi.
Doktor Ilmu Politik Universitas Padjajaran ini, sistem proporsional tertutup akan menimbulkan konsekuensi ketua umum partai politik sebagai simbol loyalitas tunggal.
"Itu artinya anggota parlemen terpilih akan semakin jauh dari konstituen," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: