Meski mengapresiasi, Illiza mengingatkan Kemenparekraf tetap mengedepankan sistem keamanan hingga transparansi secara terbuka untuk bisa hal ini jika sewaktu-waktu bisa dipertanggungjawabkan.
"Platform atau aplikasi sepanjang aspek keamanannya, keterbukaan, transparansi, dan jelas tujuan serta konsekwensi akan dihadapi dari keinginan atau wacana tersebut," kata Illiza, Jumat (3/2).
Illizamengatakan penggunaan aplikasi memang tidak bisa dihindari lagi, apalagi dengan adanya artificial Intellegence (AI). Menurutnya, aplikasi adalah bagian dari transformasi tehnologi.
Kata Illiza, saat ini mulai dilakukan dimanapun, kapanpun dan kepada siapapun, tidak terkecuali kepada wisatawan China dengan pengajuan visa WNA via platform atau aplikasi.
Akan tetapi semua wisman dalam artian negara harus mendapat pengawalan dan informasi akurat serta terbuka baik sebelum, sedang dan selesai dari kunjungan sebagai wisman.
"Ini penting agar negara tidak dirugikan atas informasi masuk dan keluar wisman tersebut," ujar politikus PPP ini.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan, sejumlah inovasi harus dilakukan untuk mencapai target wisatawan mancanegara yang jumlahnya mencapai 7,4 juta orang atau naik dua kali lipat dibanding tahun lalu.
Salah satunya terkait wacana aplikasi seperti TikTok untuk WNA, terutama dari China, mengajukan visa ke tanah air.
BERITA TERKAIT: