Demikian pandangan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (2/1).
Menurut Dedi, selama ini Semarang sebagai ibukota lebih banyak ditangani oleh walikotanya, sementara Ganjar lebih sibuk melakukan kerja pencitraan.
"Ganjar lebih banyak lakukan kegiatan populisme dibanding bekerja dalam jangka panjang untuk pembangunan," kata Dedi.
Bagi Dedi, kerja politik Ganjar megindikasikan ironi. Sebab, popularitas sebagai capres jauh lebih unggul dibanding kapasitasnya sebagai pemimpin maupun calon pemimpin skala nasional.
"Publik sebenarnya mengetahui, tetapi situasi politik saat ini lebih kedepankan popularitas," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: