Seharusnya, kata anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto, seorang kepala lembaga penelitian berbicara ilmiah yang sedianya didasarkan pada analisis kritis.
"Kita memang termasuk masyarakat yang tidak lepas dari budaya ABS (asal bapak senang), menjilat atasan, angkat ke atas injak ke bawah," kata Mulyanto kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (4/1).
Menurut Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI ini, cara-cara menjilat atasan itu masih melekat karena budaya feodalistik masih bercokol. Dengan kata lain, irisannya berhubungan atasan-bawahan patron-client.
"Jadi tidak heran kalau muncul fenomena seperti itu," sesal Mulyanto.
Atas dasar itu, Mulyanto mengajak semua pihak untuk secara perlahan melalui pendidikan, mental masyarakat seperti itu bisa dirubah menjadi masyarakat yang berbasis meritokrasi, lebih profesional dan egaliter.
Apalagi, lanjutnya, sejak awal Megawati dilantik menjadi dewan pengarah BRIN, sudah bisa ditebak akhirnya akan terjadi politisasi riset.
"Karenanya sejak awal saya khawatir akan politisasi ristek, di mana ketua dewan pengarah BRIN diisi oleh ketua dewan pengarah BPIP yang ketum parpol yang tidak memiliki reputasi ilmiah," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: