"Diragukan keberanian Jokowi menegur Moeldoko," kata pengamat politik M. Rizal Fadillah kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (6/2).
Rizal Fadillah menduga, semua langkah Moeldoko atas sepengetahuan bahkan mungkin atas persetujuan Jokowi.
"Tidak akan, karena tidak mungkin Moeldoko bergerak sendiri tanpa sepengetahuan Presiden," ucap dia.
Lanjut Rizal Fadillah, kalau memang benar Moeldoko cawe-cawe ingin jadi capres, harusnya mantan Panglima TNI itu dievalusi.
Pasalnya, Jokowi sejak awal sudah mengatakan, tidak ada visi misi pembantunya, yang ada visi misi dan program Presiden.
"Seharusnya memang Moeldoko diganti," sebutnya.
Menurut Rizal Fadillah menambahkan, kalau cuma ditegur, Jokowi diduga merestui Moeldoko mengkudeta Ketua Umum Partai Demokrat AHY.
Setelah ditegur Jokowi, Moeldoko menggelar konferensi pers secara langsung di rumahnya, di kawasan Menteng, Jakarta, pada Rabu sore lalu.
Padahal, Senin malam lalu, Moeldoko juga telah menyiarkan bantahan melalui konferensi virtual perihal tudingan akan mengkudeta AHY dari kursi ketua umum Partai Demokrat.
Informasi yang beredar, Jokowi sudah menegur keras Moeldoko karena telah membuat gaduh di tengah kerepotan pemerintah menangani pandemi Covid-19.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: