Menurut pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam penolakan itu bukan hal yang luar biasa. Sebab, Luhut Pandjaitan tidak memiliki background ekonomi yang mumpuni untuk berhadapan dengan Rizal Ramli.
Sehingga, lanjut Saiful Anam, Luhut Pandjaitan akan kelabakan menjawab setiap pertanyaan dari mantan Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu mengenai kebijakan utang negara.
"Luhut kan bukan ekonom, sulit untuk dirinya menjelaskan tentang stabilitas utang pemerintah," ucap Saiful Anam kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (19/6).
Penolakan Luhut Pandjaitan semakin wajar jika publik menilik ke belakang. Khususnya, saat Rizal Ramli menyanggupi tantangan Presiden Joko Widodo untuk beradu argumen dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenai utang.
Kala itu, debat terbuka yang telah disanggupi Rizal Ramli bertepuk sebelah tangan. Sri Mulyani maupun Joko Widodo tidak pernah mau menerima adu pikiran dan data dari Rizal Ramli.
Artinya, sambung Saiful Anam, menjadi wajar jika kemudian Luhut Pandjaitan menolak berdebat.
"Sri Mulyani yang ekonom saja tidak berani ditantang debat sama Rizal Ramli, apalagi Luhut Pandjaitan yang nyata-nyata tidak memiliki background keilmuan di bidang ekonomi," kata Saiful.
"Beda kelas antara LBP dengan RR,†tutupnya.
BERITA TERKAIT: