Rembuk nasional digelar sebagai bentuk keprihatinan atas peristiwa terorisme yang semakin menjadi dari tahun ke tahun dan sebagai wadah reuni bagi alumni aktivis 98.
"Latar belakangnya jelas, kita lihat hari tahun ini, pelaku terakhir bom di negara kita pelakunya 'family sweet bomer' yang melibatkan seluruh anggota keluarga dan itu satu-satunya di dunia, ini kan tragis," ujar Ketua Penyelenggara Rembuk Nasional Aktivis 98, Sayed Junaidi Rizaldi di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (7/7).
Rembuk ini sedianya juga dirangkai dengan deklarasi penetapan Hari Bhinneka Tunggal Ika tanggal 7 Juli bersama Presiden Joko Widodo.
Sementara disinggung mengenai adanya deklarasi dari aktivisi ’98 mendukung Jokowi, Sayed enggan membenarkan anggapan tersebut.
"Saya nggak berani mendahului. Itu kan tentu berdebat, berdiskusi, bisa jadi dukung bisa juga tidak. Yang jelas Jokowi hadir sebagai Kepala Negara bukan sebagai Jokowi," ungkapnya.
Lebih lanjut, Sayed menjelaskan bahwa pihaknya turut mengundang seluruh ketua umum partai politik, termasuk Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
"Semuanya kita undang, semua Ketum Partai kita undang, pak Prabowo juga kita undang tapi tidak tahu akan hadir atau tidak," pungkasnya.
Berdasarkan pantauan
Kantor Berita Politik RMOL, sejumlah tokoh nasional nampak dalam acara ini, seperti Ketua DPD RI, Oesman Sapta Odang, Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin, politisi PDI Perjuangan sekaligus Sekjen Perhimpunan Nasional Aktivis 98 (Pena98), Adian Napitupulu serta beberapa menteri dan artis ibukota.
[ian]
BERITA TERKAIT: