Bisa dilihat dari masuknya politisi Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) dalam Kabinet Kerja hasil reshuffle kedua ini. Padahal, di masa jelang pemilihan presiden 2014, kedua partai itu adalah "musuh" utama politik Jokowi.
"Ini demi mengamankan atau agar tidak ada kegaduhan politik maka kedua partai ini diakomodasi dalam kabinet Jokowi," kata Direktur Center For Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi, kepada wartawan, Rabu (27/7).
Di matanya, perombakan kabinet hari ini bukan untuk meningkatkan pelayanan kepada rakyat.
"Tidak mungkin meningkatkan pelayanan kepada rakyat lantaran penyerapan anggaran di setiap kementerian saja masih rendah, rata-rata asumsi masih di bawah 30 persen," ujarnya.
[ald]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: