Jokowi Mendadak Panggil JK, Pembahasan Akhir Reshuffle?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Selasa, 26 Juli 2016, 16:45 WIB
Jokowi Mendadak Panggil JK, Pembahasan Akhir Reshuffle?
rmol news logo Isu reshuffle masih terus jadi sorotan dengan memperhatikan kejadian-kejadian di Istana Negara.

Misalnya, kemarin, Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Muhamad Yusuf, yang dipanggil Presiden Joko Widodo ke Istana Negara. Dugaan bahwa Yusuf akan dirotasi mengisi jabatan menteri langsung menyembul. Yusuf sendiri membantah pembicaraannya dengan Jokowi membahas reshuffle. Namun ia mengaku siap jika Presiden merekrutnya

Jauh sebelumnya, Jokowi dikabarkan telah memanggil tiga politisi muda ke Istana. Mereka adalah Didik Rachbini (PAN), Budiman Sujatmiko (PDI Perjuangan) dan Idrus Marham (Golkar). Kabar ini dikaitkan dengan sikap Golkar dan PAN yang menyeberang ke koalisi pendukung pemerintah.

Wacana perombakan kabinet makin hangat menyusul munculnya perintah Presiden Joko Widodo terhadap para menteri untuk tidak melakukan perjalanan ke luar kota sampai tanggal 29 Juli mendatang, karena akan ada rapat paripurna membahas isu strategis. Namun beberapa menteri kabinet kerja sudah dipanggil satu per satu oleh presiden beberapa hari terakhir.

Rencana perombakan kabinet belum juga terbukti, namun tetap berkembang dan kian detail.

Baru saja terdengar informasi Presiden Jokowi mendadak memanggil Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk melakukan pertemuan sore ini. Padahal, JK sedang melaksanakan kunjungan ke Makassar, Sulawesi Selatan. JK langsung dipanggil oleh Jokowi melalui hubungan telepon.

Kemungkinan inilah saatnya untuk finalisasi formasi kabinet baru yang membutuhkan pandangan JK sebagai pendamping presiden. Jika memang benar demikian, kabar burung bahwa reshuffle akan diumumkan paling lambat Jumat mendatang bisa dipercaya.

Awal Juli ini, muncul kabar Presiden akan mengumumkan susunan kabinet barunya setelah hari raya Idul Fitri. Ada lima menteri yang bakal dikeluarkan dari kabinet atau hanya bergeser pos kementerian.

Salah satu pejabat yang bergeser pos adalah Rini Soemarno. Bekas orang dekat Megawati Soekarnoputri ini memang punya hubungan tak baik dengan PDI Perjuangan. Tetapi informasi terbaru meyakini Rini tidak akan ditendang Jokowi, melainkan hanya digeser menjadi Kepala Staf Kepresidenan (KSP) menggantikan Teten Masduki.

Pengganti Rini adalah ekonom perempuan, Hendri Saparini, yang saat ini masih menjabat Komisaris PT. Telkom.

Lalu ke mana Teten Masduki? Dia akan menggantikan kader Nasdem, Ferry Mursyidan Baldan di posisi Menteri Agraria dan Tata Ruang.

Ferry sendiri disebut-sebut tidak akan dipertahankan Jokowi di kabinetnya alias out.

Satu lagi menteri yang diprediksi akan ditendang dari kabinet adalah Marwan Ja'far, kader PKB yang masih menjadi Menteri Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi atau biasa disebut Mendes.

Pengganti Marwan adalah Sekjen Partai Golkar hasil Munaslub Golkar di Bali, Idrus Marham. Ini adalah konsekuensi pilihan Golkar di bawah Setya Novanto mendukung pemerintahan Jokowi-JK.

Rumor juga menyebut Partai Amanat Nasional (PAN) akan mendapat bagian di eksekutif lewat kadernya, Mulfachri Harahap. Ketua Fraksi PAN di DPR ini disebut diplot sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menggusur kursi Yuddy Chrisnandi.

Yuddy kemungkinan akan digeser menjadi Kepala Penasihat Wakil Presiden JK, menggantikan posisi Sofyan Wanandi.

Juga disebutkan bahwa JK kurang setuju dengan mutasi Yuddy dan masih berjuang untuk mempertahankan Yuddy Chrisnandi di posisi Menteri PANRB.

Bila JK berhasil maka Mulfachri akan digeser jadi Menteri Pemuda dan Olahraga menggantikan Imam Nahrawi yang keluar dari kabinet. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA