Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ancaman Siber Jadi Perhatian Utama Panglima TNI

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Rabu, 14 Maret 2018, 07:23 WIB
Ancaman Siber Jadi Perhatian Utama Panglima TNI
Hadi Tjahjanto/Net
rmol news logo Kemajuan teknologi membawa dampak positif dalam mempercepat arus informasi dan mempermudah akses terhadap informasi. Namun, di sisi lain juga berdampak pada peningkatan penipuan, kejahatan cyber, berita bohong (hoax) dan ujaran kebencian (hate speech). Hal ini dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat yang berdampak pada persatuan dan kesatuan bangsa.

Begitu tegas Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto saat memberikan kuliah umum di Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan) dengan tema "Kebijakan TNI Dalam Menjaga Kedaulatan dan Keutuhan Wilayah NKRI" di Kawasan IPSC, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (13/3).

Panglima TNI menjelaskan bahwa kemajuan teknologi saat ini membawa nilai positif bagi kehidupan manusia, namun juga memiliki beberapa paradoks yang perlu dicermati, di antaranya adalah cyber threat, bio threat dan inequality threat, dimana masing-masing ancaman tersebut memiliki alasan tersendiri untuk terus diwaspadai.

"Ancaman cyber menjadi perhatian utama, mengingat lebih dari separuh penduduk dunia telah terhubung dengan dunia cyber dan tiga perempat waktunya dihabiskan di dunia maya," katanya seperti dikutip dari RMOLJabar.com.

Jika dahulu penguasaan wilayah sebagai yang utama, maka dalam nuansa kekinian penguasaan itu lebih bersifat virtual yaitu penguasaan dan pengelolaan terhadap dunia maya yang tersimpan di Big Data.

"Melalui perkembangan teknologi dengan memanfaatkan profiling data dan data analisis, saat ini dimungkinkan untuk merekrut teroris tunggal (lone wolf). Kondisi ini memicu timbulnya potensi konflik horizontal maupun vertikal di masyarakat," ujarnya.

Panglima TNI mengatakan bahwa di era revolusi industri 4.0 diwarnai oleh hal-hal yang kekinian dan disertai inovasi yang bersifat positif serta negatif yang destruktif.

"Kekuatiran masa depan yang utama bukan terletak pada krisis kelangkaan pangan dan energi melainkan lebih pada ketidakmampuan kita untuk beradaptasi terhadap transformasi. Salah satunya adalah kemajuan teknologi digital yang sangat cepat," jelasnya. [ian]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA