Untuk memastikan harga tetap stabil, Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Andri Santosa, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dua pasar di Jakarta Barat yaitu Pasar Ganefo, Cengkareng, dan Pasar Tradisional Rawalele, Kalideres.
"Jangan sampai nasib rakyat dipermainkan. Kalau ada yang menimbun, yang curang harus segera ditindak dan kita tidak ada toleransi," kata Andri lewat keterangan resminya Kamis 13 Maret 2025.
Dalam sidaknya, legislator yang bermarkas di Kebon Sirih itu menemukan fakta mengejutkan di mana MinyaKita dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Seharusnya, HET MinyaKita ditetapkan Rp15.700 per liter, tetapi di kedua pasar tersebut, harganya berkisar antara Rp16.500 hingga Rp17.500 per liter. Selain itu, ditemukan pula kemasan minyak yang isinya tidak sesuai dengan yang tertera.
Tak hanya itu, Andri juga menyoroti ketiadaan produk dari BUMD Pangan DKI, yaitu PT Food Station dan PT Dharma Jaya, yang seharusnya berperan dalam menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat.
Padahal, sesuai peraturan daerah, BUMD Pangan memiliki tanggung jawab untuk memastikan ketersediaan bahan pokok di pasar.
"Tugas kita adalah melakukan pengawasan serta menjaga keseimbangan
supply dan
demand. Oleh karena itu, pemerintah harus memastikan stok pangan mencukupi," jelasnya.
Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPRD DKI Jakarta itu mendorong pemerintah daerah untuk lebih rutin melakukan sidak ke pasar tradisional dan minimarket guna memastikan harga tetap sesuai ketentuan.
"Ini agar masyarakat dapat menjalani bulan suci dengan lancar tanpa adanya beban ekonomi tambahan," pungkas Andri.
BERITA TERKAIT: