Kericuhan ini diduga dipicu penolakan warga Desa Paldas terhadap pembuatan akses jalan perusahaan batu bara, PT Basin Coal Mining. Penolakan tersebut diabaikan, perusahaan tetap melanjutkan pembangunan.
"Aksi ini terjadi secara spontan," kata salah seorang warga setempat bernama Daya diberitakan
Kantor Berita RMOLSumsel, Sabtu (2/9).
Perusahaan tersebut diduga belum memiliki perizinan lengkap. Perusahaan juga disinyalir merusak ekosistem lingkungan, termasuk menyebabkan gagal panen di sawah-sawah milik warga.
Sementara, warga hanya meminta perusahaan tambang menghentikan sementara aktivitasnya karena perizinan, seperti Amdal dan lainnya belum lengkap. Namun, pihak perusahaan tetap melanjutkan pembangunan jalan untuk operasional tambang batu bara.
Saat ini, situasi telah kondusif. Dugaan warga, kericuhan tersebut diduga melibatkan oknum tertentu.
"Ada warga dari Paldas yang mengalami luka," tambah warga.
Video detik-detik kericuhan pun sempat viral di media sosial. Dalam video, terlihat beberapa kendaraan operasional terbakar.
Dikonfirmasi kejadian tersebut, Camat Rantau Bayur, Syaiful mengaku pemerintah kecamatan sudah berusaha mengatasi situasi tersebut bersama instansi terkait.
Namun, dia belum memiliki informasi lebih lanjut tentang perkembangan terbaru.
"Namun, kabarnya situasinya sudah kondusif, dan pihak kepolisian telah
standby di lokasi," jelas Syaiful.
BERITA TERKAIT: