Singkatnya proses pengembangan vaksin Covid-19 membuat beberapa pihak mempertanyakan efektivitas dan keamanannya.
Namun, pakar kesehatan dr. Adam Prabata menjelaskan, cepatnya pengembangan vaksin Covid-19 dikarenakan beberapa hal.
Menurut penuturan dr. Adam, pada dasarnya para pengembang sudah memiliki modal pengetahuan untuk membuat vaksin virus corona baru (SARS-CoV-2) dari kandidat vaksin virus corona lainnya. Sehingga proses pembuatannya pun berjalan lebih cepat dari biasanya.
"Sebelumnya, coronavirus itu sudah pernah terjadi, ada SARS di China, MERS di Timur Tengah. Itu coronavirus juga, dan kandidat vaksinnya sudah ada walaupun sampai saat ini belum ada yang disetujui karena uji klinisnya susah," ujar dia dalam diskusi virtual
Bincang Sehat bertajuk "Menanti Vaksin Covid-19" pada Rabu (4/11).
Selain itu, di masa pandemi, dr. Adam mengatakan, penelitian mengenai vaksin Covid-19 dipersingkat dan digabungkan.
"Biasanya kita uji klinis tahap 1, tahap 2, tahap 3, pelan-pelan. Nah di pandemi ini, tahap 1 dan 2 bisa digabungkan," jelasnya.
Di samping itu, mengingat infeksi virus corona baru di seluruh dunia yang tinggi, ia mengatakan, uji klinis tahap 3 secara massal lebih mudah dilakukan.
Tetapi memang, Kandidat Ph.D dari Fakultas Kedokteran Universitas Kobe itu mengakui, cepatnya pengembangan vaksin Covid-19 membuat para ilmuwan khawatir akan adanya risiko efek samping jangka panjang yang belum terdeteksi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: