Tiba sekitar pukul 10.00 WIB, kemarin, Jokowi didampingi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Wakapolri Komjen Syafruddin, Kepala BNN Komjen Budi Waseso, Mensesneg Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung serta Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono. Sebelum barang bukti dengan rincian 445 kg sabu, 422 kg ganja, 323 ribu butir
happy five dan 190.840 butir ekstasi secara simbolis dimusnahkan, Jokowi memberi pengarahan. Dengan nada marah, dia menegaskan, Indonesia perang total terhadap peredaran narkoba. Dia menyebut, setiap tahun ada lebih 15.000 orang mati usia muda karena penyalahgunaan narkoba. Jokowi lantas membandingkan jumlah pengedar dan bandar narkoba yang mati setiap tahunnya.
"Berapa bandar dan pengedar yang mati akibat narkoba? Ini pertanyaan untuk Pak Kepala BNN supaya dibandingkan dengan 15.000 yang mati tadi. Tolong ini digarisbawahi. Perang besar terhadap narkoba," tegas Jokowi yang menunjukkan muka marah. Apalagi melihat barang bukti yang dimusnahkan, menurut Jokowi sudah melampaui batas. "Ini jumlah yang sangat besar sekali. Karena betul-betul melihat barang seperti ini kita harus sekali lagi menyatakan perang besar terhadap narkoba," tegasnya lagi.
Usai memberi arahan, Jokowi yang mengenakan batik biru lengan panjang lantas diajak menyaksikan uji laboratorium terhadap barang bukti. Mengenakan masker dan sarung tangan karet, dia tercengang melihat hampatan ratusan bungkus narkoba dalam kertas cokelat dan plastik bening. Setelah melihat uji lab, Jokowi dipersilakan mengambil barang bukti yang ada di hadapannya untuk dimasukkan ke insenerator (alat pemusnah). Dia memilih dua bungkus cokelat dan memasukkannya ke mesin pembakar narkoba. Kemudian, sejumlah pejabat yang hadir berturut-turut memasukan narkoba ke insenerator.
Melihat ketegasan Jokowi, netizen mendukung penuh. Sejumlah pembaca di berbagai link berita terkait setuju dan mendukung sikap Jokowi. Pembaca Amin Mukti berharap, di bawah era Jokowi narkoba perlahan tapi pasti harus enyah dari bumi indonesia. "Ancaman serius untuk generasi bangsa," tulis dia. Akun Jeo Bonar menilai, ungkapan Jokowi ini menyentil Kepala BNN, Komjen Budi Waseso (Buwas). "Pak Buwas. Sampean kena sentil pak Presiden tuh," tulisnya.
Taufik Subhi Ramadhona berpendapat lain. Dia berharap, BNN juga bersih-bersih di internalnya. "Pak Buwas. Kalau bisa jangan pengedar dan pemakai di luaran saja yang disikat habis. Coba di mulai dari internal seluruh BNN Pusat maupun Daerah. Pastikan semua personil BNN negatif narkoba," katanya, diamini @hendz76. "Bunuh aja semuanya bandar kakap narkoba ama koruptor-koruptor," katanya. Akun @rukyto88 menimpali. "Bandar narkoba, koruptor harus dihukum mati biar takut," ujarnya. ***
BERITA TERKAIT: