Presiden Xi Jinping mengumumkan hal ini lewat pesan video yang ditayangkan dalam pertemuan puncak iklim yang dipimpin Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Rabu 24 September 2025 waktu AS.
“Transformasi hijau dan rendah karbon adalah tren zaman ini. Meskipun ada negara yang menentang, komunitas internasional harus tetap berada di jalur yang benar dengan keyakinan, tindakan, dan kerja keras tanpa henti,” kata Xi, dikutip dari
AFP, Kamis 25 September 2025.
Xi juga menyampaikan bahwa dalam 10 tahun mendatang, China akan meningkatkan kapasitas listrik dari tenaga angin dan surya hingga lebih dari enam kali lipat dibanding level tahun 2020. Selain itu, porsi energi non-fosil dalam konsumsi energi domestik ditargetkan naik hingga lebih dari 30 persen.
Dalam pidatonya, Xi menyerukan negara-negara maju untuk lebih serius memimpin aksi iklim global. Ia secara tersirat menyinggung Amerika Serikat yang menjauh dari komitmen Perjanjian Paris.
Sehari sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menggunakan pidato di Majelis Umum PBB untuk menepis isu perubahan iklim sebagai “tipuan”. Ia juga mengkritik Uni Eropa dan China karena mengandalkan energi terbarukan.
Trump bahkan memerintahkan AS keluar untuk kedua kalinya dari Perjanjian Paris, yang sudah berusia 10 tahun dan bertujuan menahan kenaikan suhu global di bawah 1,5 derajat Celsius. Padahal, AS adalah penghasil emisi gas rumah kaca terbesar sepanjang sejarah, dan kini berada di urutan kedua setelah China.
BERITA TERKAIT: