Di depan António, Prabowo menyatakan komitmen sepenuhnya untuk mendukung seluruh upaya PBB dalam berbagai isu global seperti ketahanan pangan, kemiskinan, pelanggaran hak asasi manusia, sampai dengan hukum internasional, khususnya di Palestina.
“Kami akan mendukung adanya pasukan penjaga perdamaian jika ada kemungkinan gencatan senjata dan kebutuhan akan pasukan penjaga perdamaian yang diamanatkan secara internasional. Kami siap memberikan kekuatan,” kata Prabowo.
Menanggapi hal tersebut, António mengapresiasi Indonesia sebagai negara yang berhasil memainkan peran penting dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) guna mempersiapkan reformasi di masa depan.
“Peran Indonesia, yang kini menjadi mitra internasional yang sangat penting, sangat penting bagi kami dalam upaya mewujudkan lebih banyak keadilan, kesetaraan, dan lebih banyak kapasitas dalam mendukung negara-negara berkembang yang masih mengalami krisis,” kata Sekjen PBB.
Terkait isu Palestina, Sekjen PBB sepakat dengan Indonesia untuk pembentukan negara dan penentuan secara mandiri terkait kemerdekaan rakyat Palestina.
“Kami juga mempunyai kerja sama yang sangat kuat sehubungan dengan situasi di Timur Tengah, di mana saya yakin negara-negara tersebut berkomitmen penuh terhadap kebutuhan mutlak pembentukan negara Palestina dan penentuan nasib sendiri rakyat Palestina,” kata António.
Di sisi lain, soal perubahan iklim, Prabowo menyampaikan Indonesia sangat berkomitmen dan ambisius menggarap energi terbarukan yang ramah lingkungan.
“Kita sudah mengembangkan teknologi pembuatan solar dari tanaman, dari sawit. Kami juga mengembangkan (teknologi) untuk memproduksi bensin dari sawit,” kata Prabowo.
Dalam pertemuan ini Prabowo turut didampingi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Sugiono, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan Dubes Indonesia untuk Brasil Edy Yusop.
BERITA TERKAIT: