Media Israel mengungkap rencana Netanyahu mengganti Gallant dengan Gideon Sa'ar, pemimpin Partai Harapan Baru yang berhaluan kanan, sebagai menteri pertahanan.
Tindakan itu dilakukan menyusul perselisihan yang terjadi antara Netanyahu dan Gallat tentang perang dengan Hizbullah di perbatasan Lebanon.
Gallant menganjurkan upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan, sementara Netanyahu ingin Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran hingga mencapai kemenangan.
Upaya pemecatan Gallant ditentang keras oleh oposisi terkuat di Israel yang juga mantan Menteri di Kabinet Perang, Benny Gantz.
Menurutnya, memecat Menhan Israel merupakan tindakan ceroboh yang bisa membahayakan keamanan Israel.
"Apa yang dilakukan Netanyahu saat ini membahayakan keamanan Israel dengan cara yang paling nyata yang dapat saya ingat pernah dilakukan oleh seorang perdana menteri selama perang," tegas Gantz, seperti dikutip dari
Middle East Monitor pada Rabu (18/9).
Menurut mantan Perdana Menteri, Ehud Barak, tujuan Netanyahu mengganti Gallant dengan Sa'ar adalah agar Israel tetap bisa melanjutkan perang di Gaza maupun Lebanon.
Barak memperingatkan kondisi itu sangat berbahaya karena akan membawa Israel ke perang berkepanjangan.
"Orang yang bertanggung jawab atas kegagalan bukanlah orang yang akan memperbaikinya, dan memegang kendali di tangannya adalah resep untuk bencana nasional yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata dia.
BERITA TERKAIT: