Menurut kelompok peneliti di Universitas Sao Paulo, pertemuan tersebut dihadiri oleh sekitar 185 ribu orang.
Mereka berkumpul memenuhi jalan-jalan Sao Paulo untuk memprotes dugaan kasus kudeta dan larangan pemilu yang dijatuhkan kepada Bolsonaro.
Meski sebagian besar mengenakan atribut senada dengan bendera Brasil yakni kuning dan hijau, tetapi beberapa di antara demonstran ada yang membawa atribut Israel.
Aksi membawa bendera dan atribut Israel it dilakukan untuk menunjukkan bahwa rakyat Brasil tidak sejalan dengan Presiden Lula Da Silva yang beberapa waktu lalu dikecam karena menyuarakan pernyataan antisemit.
"Warga Brasil ingin menyampaikan kepada orang-orang Yahudi bahwa kami menyesal," bunyi isi poster yang dibawa salah satu demonstran, seperti dimuat
The Jerusalem Post. Pekan lalu, Lula membandingkan perang Israel melawan Hamas dengan pemusnahan orang Yahudi oleh Nazi dalam Holocaust dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan Adolf Hitler.
Menurut jajak pendapat CNN Brasil, 83 persen dari mereka yang disurvei tidak setuju dengan perbandingan Lula, ini menggambarkan sentimen Lula tidak mewakili suara rakyatnya.
Dalam aksi protes di Sao Paulo, Bolsonaro membantah bahwa dia dan para pendukungnya mencoba melakukan kudeta ketika para perusuh menyerang gedung-gedung pemerintah setahun sebelumnya.
“Apa itu kudeta? Itu adalah tank di jalanan, senjata, dan konspirasi. Hal seperti ini tidak terjadi di Brasil,” kata Bolosonaro.
Bolsonaro tidak diizinkan mencalonkan diri lagi hingga tahun 2030 karena dua dakwaan penyalahgunaan kekuasaan, meskipun ia tetap aktif dalam politik sebagai musuh Lula.
Beberapa sekutu Bolsonaro menghadiri rapat umum tersebut, termasuk Gubernur Tarcisio de Freitas dari negara bagian Sao Paolo dan Romeu Zema dari negara bagian Minas Gerais.
BERITA TERKAIT: