Sudarnoto menyebut Islamofobia sebagai krisis global karena diskriminasi, permusuhan, kekerasan hingga genosida yang ditimbulkan tidak hanya berpotensi merusak hubungan antara agama, melainkan juga menghancurkan hubungan antara negara.
Hasil studi itu disampaikan Sudarnoto dalam orasi ilmiah yang ditayangkan melalui sebuah video di acara pengukuhan Guru Besar UIN Jakarta di Auditorium Harun Nasution, Ciputat, Jakarta pada Rabu (23/11).
Sudarnoto memaparkan perkembangan Islamofobia yang ternyata telah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Di zaman klasik Islam, kata Sudarnoto, Islamofobia digerakkan oleh para tokoh dan penganut pagan, yang merasa terganggu secara keagamaan, sosial politik atas kehadiran Islam.
"Saat itu bentuknya Islamofobia yang dilakukan seperti menebar kebencian, buli, boikot, kekerasan, bahkan tindakan militeristik," jelasnya.
Menurut penelitian Sudarnoto, perkembangan Islamofobia semakin kompleks di Abad Pertengahan, di mana Islam telah tersebar di luar Jazirah Arab seperti di Afrika, Asia, dan Eropa.
"Islamofobia di Era Pertengahan ini mengalami transformasi penting yang digerakkan oleh negara dengan efek yang ekstensif," kata dia.
Munculnya kekuasaan Islam di berbagai wilayah dunia, justru memperkuat sentimen anti-Islam yang dinilai mengancam Eropa.
Belum lagi, kata Sudarnoto, di zaman itu Islamofobia diperkuat dengan proyek orientalisme imperialisme Barat.
"Orientalisme tidak hanya membangun sistem ilmu pengetahuan, akan tetapi juga ideologi politik yang menjadi sumber legitimasi imperialisme Barat atas Timur," paparnya.
Kemudian di Abad ke-20 dan ke-21 ini, Islamofobia ternyata masih mewarisi imperialisme Barat yang mendapatkan legitimasi teologis doktrinal terutama dari kelompok agama dari ultranasionalis dari beberapa negara.
Selain menganalisis sejarah dan perkembangannya, Sudarnoto dalam penelitiannya juga menemukan lima karakteristik Islamofobia yang saat ini berkembang di dunia.
"Saya ingin menyimpulkan bahwa ada lima tiplogi Islamofobia yang berkembang di berbagai dunia, cultural Islamofobia, religious Islamofobia, political islamophobia, humanitarian islamophobia, dan genocidal Islamofobia," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: