Ia adalah Direktur Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Craig Mokhiber.
Lewat suratnya kepada komisaris tinggi PBB di Jenewa pada Sabtu (28/10), Mokhiber menyampaikan pengunduran dirinya sebagai protes atas kegagalan PBB.
"Ini akan menjadi komunikasi terakhir saya dalam peran di New York. Sekali lagi kita melihat genosida terjadi di depan mata kita dan organisasi yang kita layani tampaknya tidak berdaya untuk menghentikannya," kata Mokhiber.
Menurut Mokhiber, kegagalan PBB bukan hanya di Gaza. PBB juga dinilai telah gagal mencegah genosida sebelumnya terhadap Tutsi di Rwanda, Muslim di Bosnia, Yazidi di Kurdistan Irak, dan Rohingya di Myanmar.
“Pembantaian besar-besaran terhadap rakyat Palestina saat ini, yang berakar pada ideologi pemukim kolonial etno-nasionalis, merupakan kelanjutan dari penganiayaan dan pembersihan sistematis yang telah berlangsung selama beberapa dekade, sepenuhnya didasarkan pada status mereka sebagai orang Arab. Tidak ada keraguan," jelasnya, seperti dikutip dari
The Guardian, Kamis (2/11).
Ia jugamenyoroti bagaimana Amerika Serikat (AS), Inggris, dan sebagian besar negara Eropa tidak hanya menolak untuk memenuhi kewajiban perjanjian mereka berdasarkan Konvensi Jenewa, tetapi juga mempersenjatai serangan Israel dan memberikan perlindungan politik dan diplomatik terhadap konflik tersebut.
Mokhiber telah bekerja untuk PBB sejak tahun 1992 dan memegang sejumlah peran penting. Ia memimpin tugas komisaris tinggi dalam merancang pendekatan pembangunan berbasis hak asasi manusia, dan bertindak sebagai penasihat senior hak asasi manusia di Palestina, Afghanistan, dan Sudan.
BERITA TERKAIT: