Begitu yang dikatakan oleh Perdana Menteri China Li Qiang kepada Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen di sela-sela KTT G20 di New Delhi, India pada Sabtu (9/9).
Seruan Li muncul ketika Uni Eropa semakin waspada terhadap risiko keterlibatan China, yang ditetapkan sebagai mitra, pesaing, dan saingan sistemik sejak 2019.
“Pencegahan risiko tidak menghalangi kerja sama, saling ketergantungan tidak boleh disamakan dengan ketidakamanan,” kata Li, seperti dimuat
Channel News Asia.
Li mendesak blok tersebut untuk menyediakan lingkungan yang non-diskriminatif bagi perusahaan-perusahaan China. Ia menambahkan bahwa China bersedia memperkuat dialog dan kerja sama di bidang-bidang seperti energi bersih dan keuangan ramah lingkungan.
“China dan Uni Eropa harus lebih bersatu dan bekerja sama, dan menggunakan stabilitas hubungan China-Uni Eropa sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian situasi dunia,” lanjut Li.
Presiden China Xi Jinping tidak menghadiri pertemuan puncak tersebut.
Pada bulan Juni, Uni Eropa mengadopsi strategi “derisking” untuk mengelola ketergantungannya pada China, yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia.
BERITA TERKAIT: