Jurubicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby pada Rabu (30/8) mengatakan Gedung Putih mendapat informasi intelijen baru mengenai pertukaran surat tersebut.
Temuan ini muncul beberapa pekan setelah Gedung Putih mendapat informasi bahwa Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu meminta Korea Utara untuk meningkatkan penjualan amunisi ke Moskow ketika mengunjungi Pyongyang.
Kirby mengatakan Rusia sedang mencari peluru artileri tambahan dan material dasar lainnya untuk menopang basis industri pertahanannya.
"Para pemimpin saling bertukar surat setelah kunjungan Shoigu. Setelah kunjungan Shoigu, sekelompok pejabat Rusia lainnya melakukan perjalanan ke Pyongyang untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai potensi kesepakatan senjata," kata Kirby, seperti dimuat
Associated Press.
Kirby menolak merinci bagaimana para pejabat AS mengumpulkan informasi intelijen tersebut.
Amerika Serikat, Inggris, Korea Selatan, dan Jepang telah mendesak Korea Utara untuk menghentikan negosiasi senjata dengan Rusia di PBB pada Rabu.
Mereka menyebut, kesepakatan senjata apa pun antara Rusia dan Korea Utara akan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, yang didukung oleh Rusia, yang melarang semua negara membeli atau memperoleh senjata apa pun dari Korea Utara.
BERITA TERKAIT: