Perjalanan singkat yang telah memicu reaksi keras dari China itu dianggap Lai telah berhasil menambah kekuatan Taiwan di dunia internasional.
"Kerja keras semua pihak telah memperkuat posisi Taiwan dan menunjukkan kepada dunia bahwa Taiwan memiliki peran penting yang positif dalam komunitas internasional," ujarnya, setelah kembali ke bandara internasional utama Taiwan di Taoyuan.
Seperti dimuat
The Straits Times, Wapres Lai secara resmi hanya melakukan transit di AS, di New York dan San Francisco sebelum melakukan perjalanannya ke Paraguay untuk menghadiri pelantikan Presiden di negara tersebut.
Selama kunjungan ke AS, Lai berbicara di depan komunitas Taiwan dan bertemu dengan pejabat dari American Institute in Taiwan, organisasi nirlaba yang mengurus hubungan tidak resmi antara AS dan Taiwan.
Lai, yang dikenal sebagai calon potensial untuk menjadi presiden Taiwan berikutnya berkomentar tentang kerja keras untuk kemerdekaan Taiwan, meskipun ia telah berjanji saat kampanye untuk mempertahankan status quo dalam hubungan dengan China dan menekankan pentingnya perdamaian dan stabilitas regional.
Namun, kunjungan tersebut telah dikecam oleh China, dengan menyebut Lai sebagai separatis dan pembuat onar.
Atas kecaman tersebut, Ppara pejabat Taiwan mengkhawatirkan kemungkinan latihan militer yang akan ditingkatkan Beijing di sekitar pulau itu sebagai tanggapan terhadap kunjungan Lai ke AS.
Mereka mengatakan bahwa China dapat menggunakan kunjungan ini untuk mengintimidasi warga dan memicu ketidakstabilan menjelang pemilihan presiden pada 2024, meski sejauh ini belum ada laporan tentang pergerakan militer yang luar biasa oleh China di dekat pulau tersebut.
BERITA TERKAIT: