Ratusan warga Suriah membakar ban, memblokir jalan, dan meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah di kota Sweida yang sebagian besar beretnis Druze pada Kamis (17/8).
Aksi warga itu untuk memprotes kondisi ekonomi yang memburuk dan kenaikan harga bensin pada minggu ini.
Demonstran di dekat alun-alun kota utama menyerukan penggulingan Presiden Bashar Al Assad. Mereka menggemakan yel-yel dari protes pro-demokrasi pada tahun 2011.
“Hidup Suriah dan turunkan Bashar al Assad!” seru demonstran.
Kota Sweida di barat daya tetap berada di tangan pemerintah dan sebagian besar terhindar dari kerusuhan yang terlihat di bagian lain. Banyak penduduk berasal dari minoritas Druze yang telah lama menolak terseret ke dalam konflik.
Suriah berada dalam pergolakan krisis ekonomi mendalam yang membuat mata uangnya jatuh ke rekor 15.500 pound Suriah terhadap dolar pada Rabu (16/8), dibandingkan 47 pound pada awal konflik.
Pemerintah mengatakan pemotongan program subsidi dilakukan untuk meringankan beban keuangan negara. Tetapi warga menyebut keputusan tersebut memperburuk keadaan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: