Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (25/6), RSF mengatakan telah mengambil kendali penuh atas markas Polisi Cadangan Pusat di Khartoum selatan. Mereka juga mengunggah rekaman para pejuangnya berada di dalam fasilitas tersebut, beberapa sedang mengeluarkan kotak amunisi dari sebuah gedung.
Sejak Sabtu malam (24/6),
VOA melaporkan, pertempuran antara tentara dan RSF meningkat di tiga kota, yaitu Khartoum, Bahri, dan Omdurman. Saksi mata juga melaporkan kekerasan meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir di Nyala, kota terbesar di wilayah Darfur barat.
Memasuki pekan ke-11 konflik, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) membunyikan alarm atas penargetan etnis dan pembunuhan orang-orang dari komunitas Masalit di El Geneina di Darfur Barat.
Khartoum dan El Geneina paling parah terkena dampak perang, meski pekan lalu ketegangan dan bentrokan meningkat di bagian lain Darfur dan Kordofan di selatan.
Tentara, yang dipimpin oleh Abdel Fattah al-Burhan, telah menggunakan serangan udara dan artileri berat untuk mencoba mengusir RSF yang dipimpin oleh Mohamed Hamdan Dagalo, yang dikenal sebagai Hemedti, dari lingkungan sekitar ibukota.
Akibat konflik ini, hampir 2 juta orang telah mengungsi di dalam negeri dan hampir 600 ribu orang telah melarikan diri ke negara tetangga.
BERITA TERKAIT: