Hal itu disampaikan oleh Tsai dalam pidato di kantor kepresidenan di Taipei pada Sabtu (20/5). Ia menegaskan bahwa Taiwan tidak akan memprovokasi atau tunduk pada tekanan dari China.
"Perang bukanlah suatu pilihan. Tidak ada pihak yang dapat mengubah status quo secara sepihak dengan cara yang tidak damai. Mempertahankan status quo perdamaian dan stabilitas adalah kesepakatan dunia dan Taiwan," tegas Tsai, seperti dikutip
The Week.
Baru-baru ini, hubungan Taiwan-China semakin memburuk dengan kunjungan Tsai ke Amerika Serikat (AS) untuk mencari bantuan dalam upaya memperkuat militer.
China sendiri telah meningkatkan tekanan militer dan diplomatiknya untuk memaksa pulau itu menerima kedaulatan China sejak Tsai menjabat pada 2016.
"Meskipun Taiwan dikelilingi oleh risiko, itu sama sekali bukan pembuat risiko. Kami adalah manajer risiko yang bertanggung jawab dan Taiwan akan berdiri bersama dengan negara-negara demokrasi dan komunitas di seluruh dunia untuk bersama-sama meredakan risiko tersebut," tambah Tsai.
Tsai juga mengatakan Taiwan sedang berdiskusi dengan pemerintahan Presiden AS Joe Biden untuk mengirimkan bantuan senjata senilai 500 juta dolar.
Sementara itu, pada pertengahan Januari, Taiwan bersiap untuk pemilihan presiden utama.
"Ketakutan akan perang tidak akan pernah menghilangkan harapan akan perdamaian," kata calon presiden dari Partai Kuomintang (KMT) Hou Yu-ih pada sebuah acara di Taipei untuk memulai kampanye pemilihan.
BERITA TERKAIT: