Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Sudan mengatakan telah berkoordinasi dengan warga asing dari AS, Inggris, Prancis dan Jerman untuk memfasilitasi proses evakuasi mereka.
Pada Jumat (21/4), paramiliter RSF mengumumkan gencatan senjata menyusul peringatan Hari Raya Idulfitri, meskipun angkatan darat keduanya masih terus berseteru.
Salah satu kesepakatan dari gencatan senjata tersebut adalah mendorong terbukanya jalur evakuasi warga asing.
"Gencatan senjata bertepatan dengan Idulfitri yang diberkahi untuk membuka koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga dan memberi mereka kesempatan untuk menyapa keluarga mereka," kata RSF dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat
CGTN News. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Sudan, 400 orang telah tewas dan sekitar 3.500 lainnya terluka dalam bentrokan lanjutan antara tentara Sudan dan RSF.
Di tengah pertempuran yang sedang berlangsung, PBB mendesak kedua pihak yang berkonflik untuk segera mencapai kesepakatan damai.
Pertempuran antara Angkatan Bersenjata Sudan dan RSF yang pecah sejak akhir pekan lalu, telah memaksa warga sipil melarikan diri dan mencari perlindungan ke negara tetangga, seperti Chad.
BERITA TERKAIT: