Berbicara di hadapan parlemen pada Jumat (31/3), Lukashenko mengatakan sedang mempertimbangkan langkah Putin.
"Saya dan Presiden Putin dapat memutuskan dan menyebarkan senjata nuklir strategis di sini, jika perlu," kata Lukashenko, seperti dikutip dari
RT, Sabtu (1/4).
"Langkah tersebut akan menunjukkan kesiapan kedua negara untuk mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan," sambungnya, menekankan bahwa ia dan Putin tidak akan berhenti melindungi negara dan rakyat mereka.
Lukashenko kemudian menambahkan bahwa langkah Putin kemungkinan akan berfungsi sebagai pencegah yang efektif terhadap tindakan bermusuhan apa pun oleh AS dan sekutunya.
Lukashenko juga mengatakan dia telah memerintahkan militer untuk memulihkan fasilitas yang digunakan untuk menyimpan rudal balistik antarbenua Topol yang berfungsi sebagai tempat peluncuran potensial mereka di zaman Soviet.
Ia mengakui Belarusia menyimpan semua fasilitas yang disebutnya struktur teknik yang kompleks.
Rusia saat ini menggunakan rudal balistik antarbenua Topol-M dan Yars – versi yang ditingkatkan dari rudal Topol buatan Soviet yang dikembangkan pada 1980-an.
Rudal tersebut bisa berbasis silo atau ditempatkan pada platform beroda bergerak dan bergerak sendiri. Beberapa versi seluler dari rudal Topol asli dikerahkan ke Belarus selama era Soviet.
Presiden Belarusia sebelumnya dan berulang kali menganjurkan pengerahan senjata nuklir Rusia ke negaranya, mengutip ancaman yang ditimbulkan oleh Barat.
Pada Oktober 2022, dia merujuk pada pembicaraan "berbagi nuklir" antara Washington dan Warsawa, memperingatkan bahwa senjata nuklir dapat ditempatkan di Polandia, yang berbatasan dengan Belarusia.
Minggu lalu, Putin mengumumkan pengerahan senjata taktis Rusia ke Belarus dengan mengatakan bahwa fasilitas penyimpanan khusus untuk mereka akan siap pada 1 Juli.
Moskow menjelaskan keputusannya itu dengan merujuk pada rencana London untuk memasok amunisi depleted uranium ke Kyiv.
BERITA TERKAIT: