Pemerintah Uganda mengkonfirmasi kematian itu pada Selasa (13/12) waktu setempat, menambahkan bahwa sebelumnya 15 gerilyawan tewas ketika mereka berusaha menyeberangi Sungai Semliki dekat perbatasan dengan Republik Demokratik Kongo.
Pemberontak ADF berusaha melancarkan serangan dan menyerbu desa-desa di Distrik Ntoroko di bagian barat negara itu.
Wakil juru bicara militer, Kolonel Deo Akiiki, mengatakan bahwa Pasukan Pertahanan Rakyat Uganda (UPDF) mencegat upaya penyerbuan oleh para pmberontak ADF pada 12 Desember, mengakibatkan beberapa di antaranya luka-luka sementara yang lainnya tewas tenggelem.
“Kemarin (Senin), kami menangkap mata-mata dan memantau sekelompok 20-30 pemberontak ADF yang mencoba menyeberangi Sungai Semliki. Kami memukul mundur mereka, dan saat kami berbicara, banyak yang telah dihentikan,†katanya, seraya menambahkan bahwa militan dihentikan sebelum mereka dapat melakukan serangan serius terhadap warga sipil.
“Ada yang tenggelam di sungai dan ada yang tewas ditembak. Sejauh ini ada 15 jenazah pemberontak,†jelasnya, seperti dikutip dari VOA, menambahkan bahwa beberapa pejuang ADF sampai saat ini masih berkeliaran.
ADF adalah kelompok pemberontak islamis militan Uganda yang menggunakan Kongo timur sebagai basisnya. Kelompok itu diidirikan pada 1996 dan telah melakukan beberapa serangan bom di Kampala, ibu kota Uganda. Serangan terakhir terjadi pada bulan Oktober dan November tahun lalu di mana setidaknya lima orang tewas.
ADF beroperasi di provinsi Ituri dan Kivu Utara di Kongo timur. Uganda mengerahkan Brigade Gunung dalam Operasi Shujaa, bersama-sama dengan pasukan pemerintah untuk memburu, melawan, dan mencabut kelompok pemberontak dari pangkalannya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: