Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PHK) pada Kementerian Pertanian Agung Suganda menekankan bisnis peternakan dan kesehatan hewan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan khususnya seiring dengan kebutuhan masyarakat akan protein hewani.
Tahun lalu, 2024, PDB subsektor peternakan mencapai Rp349 triliun atau 12,54 persen dari total PDB sektor pertanian sebesar Rp2.791 triliun.
“Sedangkan perkiraan nilai total produk peternakan yang dihasilkan antara lain daging ayam senilai Rp144,8 triliun, telur ayam Rp192,5 triliun, daging sapi Rp77,68 triliun, dan susu segar Rp19,4 triliun,” terang Agung saat ditemui di pameran peternakan bertaraf internasional lLDEX 2025 yang digelar di Indonesia Convention Exhibition Bumi Serpong Damai (ICE BSD), Tangerang, Banten, dikutip Kamis 18 September 2025.
Dari sisi produksi, Indonesia telah mencatat surplus pada daging ayam ras dan telur ayam ras. Tahun 2024, produksi daging ayam ras mencapai 3,84 juta ton, melebihi kebutuhan nasional 3,72 juta ton.
Untuk telur, produksi mencapai 6,3 juta ton, sementara kebutuhan hanya 6,2 juta ton.
Namun begitu, Indonesia masih mengalami defisit pada daging sapi dan susu. Kebutuhan nasional daging sapi pada 2024 mencapai 0,77 juta ton, sementara produksi hanya 0,3 juta ton atau 48 persen dari kebutuhan.
Defisit serupa terjadi pada susu, dengan kebutuhan 4,7 juta ton dan produksi nasional baru 1 juta ton.
“Melalui ILDEX ini diharapkan lahir banyak business deal yang dapat mendorong peningkatan PDB peternakan dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global,” ujar Agung.
lLDEX (International Livestock, Dairy, Meat Processing and Aquaculture Exposition) tahun ini diikuti oleh peserta dari 26 negara dengan 270 booth. Hampir semua memperkenalkan teknologi di bidang peternakan.
Agung berharap kegiatan ini bisa membuka peluang kerja sama dan investasi baru, terutama di bidang peternakan dan kesehatan hewan di Indonesia.
ILDEX Indonesia 2025 juga menjadi bagian dari rangkaian Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan ke-189.
“Jadi, ini juga dalam rangkaian acara itu dan tentu yang paling penting adalah kolaborasi sinergi, termasuk juga bagaimana mendorong investasi peternakan dan kesehatan hewan di Indonesia ke depan yang lebih baik lagi,” imbuhnya.
BERITA TERKAIT: