Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Intel AS: Teroris Al-Qaeda Mulai Bangun Kekuatan di Afghanistan, Diramalkan Serang Amerika dalam 12 Bulan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 15 September 2021, 15:41 WIB
Intel AS: Teroris Al-Qaeda Mulai Bangun Kekuatan di Afghanistan, Diramalkan Serang Amerika dalam 12 Bulan
Direktur Badan Intelijen Pertahanan AS, Letnan Jenderal Scott Berrier/Net
rmol news logo Penarikan pasukan Amerika dan pengambilalihan cepat pemerintah Afghanistan oleh Taliban turut menimbulkan kekhawatiran baru: bangkitnya kelompok teroris al-Qaeda yang kemungkinan akan menjadikan negara itu sebagai landasan bagi serangan teroris terhadap AS atau kepentingannya di luar negeri.

Pejabat intelijen AS bahkan secara terbuka sudah memperingatkan bahwa, kelompok teroris al-Qaeda dapat membangun kembali dirinya di Afghanistan dalam satu atau dua tahun ke depan.

Salah satu yang mengungkapkan adalah Direktur Badan Intelijen Pertahanan AS, Letnan Jenderal Scott Berrier

“Kami sedang memikirkan cara untuk mendapatkan akses kembali ke Afghanistan dengan semua jenis sumber dan akses,” kata Berrier, seperti dikutip dari Al-Arabiya, Rabu (14/9).

Berrier juga mengungkapkan harapan bahwa al-Qaeda dapat membangun beberapa kapasitas untuk setidaknya mengancam AS dalam satu hingga dua tahun.

Penilaiannya tentang potensi al-Qaeda untuk berkumpul kembali dalam periode ini diamini oleh Wakil Direktur CIA David Cohen, yang juga berbicara pada konferensi Intelijen dan Aliansi Keamanan Nasional.

Cohen mencatat bahwa badan-badan intelijen sudah memperhatikan kegiatan al-Qaeda untuk membangun kembali kehadirannya di Afghanistan.

Pada konferensi yang sama, sehari sebelumnya, Direktur Intelijen Nasional (DNI) Avril Haines tampaknya mengambil sikap berbeda.

Haines mengatakan ancaman terbesar bagi AS bukan dari Afghanistan tetapi teroris di Yaman, Suriah, Somalia dan Irak.

“Apa yang kami lihat adalah Yaman dan Somalia, Suriah dan Irak. Di situlah kita melihat ancaman terbesar,” katanya.

Seperti banyak pejabat AS saat ini dan mantan, Haines mengakui bahwa penarikan dari Afghanistan telah menghambat kemampuan pengumpulan intelijen Washington.

Namun demikian, Haines mengatakan AS akan terus memantau setiap kemungkinan bangkitnya kelompok teroris di Afghanistan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA