“Semoga teman-teman Yehudi (Yahudi) saya di Bahrain dan di seluruh dunia menjadi Shana Tovah yang makmur,†tulis Khalid al-Khalifa, seorang penasihat diplomatik untuk Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa, seperti dikutip dari
Time Of Israel, Sabtu (19/9).
Bahrain adalah rumah bagi komunitas kecil Yahudi dan telah lama bersikap toleran terhadap semua agama, meskipun hingga saat ini tidak ada acara-acara publik Yahudi di kerajaan tersebut.
Orang Yahudi, sebagian besar berasal dari Irak, telah tinggal di kerajaan Bahrain sejak tahun 1880-an.
Warga menyambut normalisasi Bahrain dengan Israel, menyebutnya sebagai "momen bersejarah yang tidak pernah kami duga dalam hidup kami."
Al Nahyan menindaklanjuti postingan rekannya di Bahrain dengan tweet Ibrani miliknya, di mana dia mengucapkan "selamat tahun baru" kepada pengikutnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, UEA telah berupaya keras untuk menampilkan dirinya sebagai negara toleran yang menyambut semua agama, termasuk Yudaisme.
Presiden Khalifa bin-Zayed al-Nahyan mendeklarasikan 2019 sebagai "Tahun Toleransi" di UEA. Dalam konteks ini, negara mengumumkan pembangunan kompleks antaragama besar-besaran di Abu Dhabi yang juga akan mencakup sinagoga. Rumah Keluarga Abrahamic dijadwalkan dibuka pada tahun 2022.
Sebuah komunitas Yahudi telah beroperasi di Dubai selama satu dekade, awalnya dengan dukungan diam-diam tetapi baru-baru ini dengan dukungan terbuka dari otoritas lokal, dan saat ini sedang dalam proses resmi menjadi komunitas religius berlisensi.
Orang Yahudi yang saat ini tinggal di UEA diperkirakan sekitar 1.500. Ada tiga kongregasi yang berbeda, dua Ortodoks dan satu egaliter.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: