Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki, Tanju Bilgic pada Jumat (27/2), perjanjian itu sendiri telah ditandatangani kedua belah pihak pada 19 Februari lalu.
Bilgic menambahkan, bahwa program ini bertujuan untuk melatih 15 ribu pejuang oposisi Suriah dalam waktu tiga tahun. Lima ribu di antaranya dilatih di sebuah pangkalan militer di kota Turki tengah, Kirsehir.
Kesepakatan antara kedua sekutu ini dilatarbelakangi oleh kehadiran kelompok militan ISIS di Suriah dan Irak. Sedangkan Turki menjadi salah satu gerbang masuknya orang asing untuk bergabung dengan ISIS ke Suriah.
Turki sndiri diketahui merupakan negara yang mengkritik keras pemerintahan Presiden Suriah Bashar Assad berharap faksi pemberontak yang dilatih itu juga mampu melawan rezim Assad.
"Pemberontak Suriah akan dilatih dan dilengkapi senjata untuk melawan baik militan ISIS dan pasukan pemerintah Suriah," kata Menteri Luar Negeri Turki Cavusoglu dikutip media setempat
Today's Zaman.
[mel]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: