Lonjakan harga ini karena meningkatnya permintaan aset aman yang berkelanjutan di tengah ketidakpastian geopolitik, serta komentar pejabat Federal Reserve (the Fed) soal perlunya pemangkasan agresif.
Federal Reserve pekan lalu memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, pertama kali sejak Desember, dan memberi sinyal kesiapan untuk pelonggaran lebih lanjut. Gubernur The Fed, Stephen Miran, bahkan menyatakan bank sentral perlu menurunkan suku bunga secara agresif guna mengurangi risiko terhadap prospek ekonomi.
Emas spot melesat 1,7 persen ke rekor baru 3.747,08 Dolar AS per ons pada perdagangan Senin 22 September 2025 waktu setempat. Sementara emas berjangka Amerika Serikat untuk kontrak pengiriman Desember ditutup menguat 1,9 persen menjadi 3.775,10 Dolar AS.
Kini, investor menantikan sejumlah pidato pejabat the Fed pekan ini, termasuk Chairman Jerome Powell, untuk mendapatkan petunjuk arah kebijakan moneter berikutnya.
Laporan Societe Generale menunjukkan permintaan emas dari bank sentral kembali menguat ke level 63 ton, sesuai rata-rata pasca-2022, setelah sempat mengalami penurunan musiman di Inggris. Faktor ini turut memperkuat sentimen positif harga emas.
Harga logam mulia lainnya juga menguat. Perak spot naik 2,1 persen menjadi 43,99 Dolar AS per ons, level tertinggi dalam lebih dari 14 tahun. Platinum naik 1 persen ke posisi 1.418,61 Dolar AS. Paladium menguat 3,3 persen menjadi 1.186,71 Dolar AS.
BERITA TERKAIT: