Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, stabil di 97,88 pada Senin 8 September 2025 setelah merosot lebih dari 0,5 persen pada Jumat.
Dolar AS berusaha pulih setelah melemah tajam akhir pekan lalu akibat laporan tenaga kerja yang mengecewakan. Data nonfarm payrolls Agustus menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja melambat dan tingkat pengangguran naik ke 4,3 persen, tertinggi hampir empat tahun. Kondisi tersebut memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga the Fed bulan ini.
Kini, pasar memperkirakan peluang 8 persen untuk pemotongan 50 bps dan tiga kali pemangkasan total tahun ini.
Yen melemah tajam setelah Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mundur, memicu ketidakpastian politik. Yen kini diperdagankan turun 0,7 persen ke 148,43 per Dolar AS dan juga melemah terhadap Euro 0,5 persen menjadi 173,77.
Pasar menilai kursi perdana menteri berpeluang diisi tokoh Partai Demokrat Liberal (LDP) Sanae Takaichi, yang dikenal pro-kebijakan fiskal longgar dan mengkritik kenaikan suku bunga Bank of Japan (BOJ).
Ketidakpastian ini mendorong imbal hasil obligasi pemerintah Jepang bertenor 30 tahun melesat ke rekor tertinggi pekan lalu, seiring meningkatnya volatilitas yen dan pasar keuangan Jepang.
Poundsterling melemah 0,14 persen terhadap Dolar AS menjadi 1,3488 Dolar AS, setelah naik lebih dari 0,5 persen pada sesi Jumat.
Fokus pasar pada hari ini juga tertuju pada voting kepercayaan terhadap Perdana Menteri Prancis Francois Bayrou, yang diperkirakan kalah, sehingga semakin menyeret ekonomi terbesar kedua zona Duro itu ke dalam krisis politik.
Dolar Australia turun 0,06 persen menjadi 0,6551 Dolar AS, sementara Dolar Selandia Baru melemah 0,1 persen ke 0,5886 Dolar AS.
BERITA TERKAIT: