Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah lowongan kerja (JOLTS) sepanjang Juli turun menjadi 7,181 juta, lebih rendah dari perkiraan 7,378 juta. Pelemahan ini menambah serangkaian data ketenagakerjaan yang dinilai konsisten dengan berkurangnya permintaan tenaga kerja.
Indeks Dolar (DXY), yang mengukur kinerja greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, melemah 0,24 persen menjadi 98,165.
Pasca data tersebut dirilis, Dolar AS menghapus penguatan awalnya dan turun 0,2 persen terhadap Yen Jepang menjadi 148,09 Yen.
Sementara itu, Euro menguat naik 0,14 persen menjadi 1,1658 Dolar AS, namun melemah 0,15 persen terhadap Pound menjadi 0,8675.
Poundsterling juga menguat 0,38 persen ke posisi 1,3442 Dolar AS setelah imbal hasil obligasi pemerintah Inggris (gilt) tenor 30 tahun melonjak ke level tertinggi sejak 1998.
Di Asia, pasar juga mencermati perkembangan politik Jepang. Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang tenor 30 tahun mencapai rekor tertinggi, memberi tekanan tambahan pada Yen. Sementara itu, Sekjen Partai Demokrat Liberal (LDP) Hiroshi Moriyama--orang dekat Perdana Menteri Shigeru Ishiba--mengumumkan niatnya untuk mengundurkan diri.
Para investor mencermati serangkaian indikator ekonomi minggu ini, termasuk publikasi laporan penting penggajian nonpertanian AS untuk bulan Agustus pada Jumat pekan ini.
Data tersebut, beserta survei lowongan kerja dan indikator perekrutan sektor swasta, akan menjadi salah satu data terakhir yang tersedia bagi para pejabat Federal Reserve sebelum pertemuan kebijakan mendatang mereka pada 16-17 September.
BERITA TERKAIT: