Indeks Dolar (DXY) mencapai level terendah dalam lebih dari dua minggu, membuat logam kuning lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. Sementara imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun yang sedikit menurun juga dapat mempengaruhi Harga emas.
Data inflasi Amerika yang lemah pada Juli, akibat tarif Presiden Donald Trump, memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve. Pasar memperkirakan peluang 97 persen untuk pemangkasan suku bunga pada September.
Harga emas spot naik 0,3 persen menjadi 3.355,58 Dolar AS per ons pada perdagangan Rabu 13 Agustus 2025 Waktu setempat, sementara emas berjangka AS untuk kontrak pengiriman Desember ditutup meningkat 0,3 persen menjadi 3.408,3 Dolar AS
Investor sekarang menantikan indikator AS lainnya pekan ini, termasuk indeks harga produsen (PPI), klaim pengangguran mingguan, dan penjualan ritel.
"Jika emas menembus resistance baru-baru ini di sekitar 3.400 Dolar AS, kemungkinan besar hal itu akan lebih didorong oleh perkembangan geopolitik daripada data ekonomi," ujar Fawad Razaqzada, analis City Index dan FOREX.com, dikutip dari Reuters.
Emas, yang merupakan aset perlindungan tradisional di masa-masa ekonomi atau geopolitik yang sulit, cenderung diuntungkan oleh suku bunga rendah.
Harga logam lainnya juga ikut menguat.
Perak spot naik 1,6 persen menjadi 38,50 Dolar AS per ons. Platinum menguat 0,3 persen menjadi 1.339,75 Dolar AS. Sedangkan paladium menguat 0,5 persen menjadi 1.135,23 Dolar AS.
BERITA TERKAIT: