Angka ini mencapai 15,84 persen dari total alokasi tahunan Rp175 triliun yang ditetapkan pemerintah tahun imi.
Manfaat KUR tersebut diterima oleh 649,6 ribu debitur pengusaha UMKM. BRI juga memastikan KUR tersalurkan ke sektor-sektor strategi, di mana lebih dari separuh atau sekitar 55,88 persen dialokasikan ke sektor produksi.
Di sektor ekonomi, penyaluran terbesar dilakukan terhadap sektor pertanian, dengan total Rp11,57 triliun, selaras dengan program ketahanan pangan Indonesia.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menyampaikan bahwa BRI terus berkomitmen memperkuat ekosistem pembiayaan UMKM agar semakin berdaya saing dan mampu berkembang secara berkelanjutan.
"Kami percaya bahwa dengan semakin luasnya akses pembiayaan melalui KUR, semakin banyak pelaku usaha yang dapat bertumbuh, berkembang, dan berkontribusi lebih besar dalam mendukung ketahanan ekonomi nasional," ujar Supari dalam keterangan resminya dikutip Senin 10 Maret 2025.
Ia menegaskan BRI akan terus menjalankan strategi untuk mendorong penyaluran KUR. Salah satunya, melalui revitalisasi tenaga pemasar mikro sebagai financial advisor yang menguasai ekosistem di suatu wilayah.
Menurutnya, strategi ini menjadi tulang punggung dalam pelaksanaan berbagai program pemberdayaan BRI, seperti Desa BRILiaN, Klasterku Hidupku, Figur Inspiratif Lokal (FIL), dan LinkUMKM, sebuah platform pemberdayaan berbasis digital.
"Melalui berbagai program pemberdayaan tersebut, BRI berupaya menghadirkan one-stop solution bagi pelaku usaha mikro, tidak hanya dalam aspek keuangan, tetapi juga non-keuangan, sesuai dengan kebutuhan mereka," katanya.
Konsistensi BRI mendukung UMKM memperkuat kapasitas usaha dan memastikan keberlanjutan pembiayaan itu tercermin dari akumulasi penyaluran KUR sejak 2015 hingga Februari 2025, yang telah mencapai Rp1.285 triliun dengan total penerima lebih dari 43,33 juta debitur. Hal ini menunjukkan komitmen BRI memberdayakan UMKM dalam kontribusi terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.
BERITA TERKAIT: