Angka tersebut melonjak sebesar 6,7 persen secara tahunan (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat meningkat 7,2 persen yoy.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menjelaskan perkembangan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,1 persen (yoy) dan uang kuasi yang naik 4,2 persen (yoy).
Selain itu, pertumbuhan M2 juga dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat.
“Penyaluran kredit pada Oktober 2024 tumbuh sebesar 10,4 persen (yoy), tetap stabil dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya,” kata Ramdan dalam keterangan resmi, Jumat 22 November 2024.
Sementara tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat terkontraksi sebesar 0,1 persen (yoy). Sedangkan aktiva luar negeri bersih melonjak sebesar 1,6 persen (yoy), setelah terkontraksi 0,3 persen (yoy) pada September 2024.
BERITA TERKAIT: