Seperti dikutip dari
Bloomberg, Senin (19/8), juru bicara perusahaan itu mengatakan bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) ini dilakukan demi pertumbuhan perusahaan, yang akan berdampak pada sekitar 3 persen pekerjanya.
“Kami baru-baru ini meluncurkan perombakan organisasi untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan kemampuan investasi jangka panjang,” kata juru bicara tersebut melalui email.
"Perusahaan akan menggeser sumber daya ke area pertumbuhan," sambungnya.
Sebagai informasi, perusahaan yang berbasis di Purchase, New York itu mempekerjakan sekitar 33.400 orang di seluruh dunia pada akhir tahun lalu, dengan sekitar 67 persen berlokasi di luar Amerika Serikat (AS) di lebih dari 80 negara.
Pada akhir tahun lalu, Mastercard tercatat mengeluarkan biaya hingga 6 miliar Dolar AS (Rp93 triliun) hanya untuk tenaga kerjanya.
Mastercard juga melaporkan hasil kuartal kedua yang melampaui estimasi Wall Street, namun total biaya operasional meningkat hampir 12 persen dari tahun sebelumnya menjadi 2,93 miliar Dolar AS.
BERITA TERKAIT: