Trump dikabarkan akan mengenakan tarif sebesar 60 persen pada barang-barang impor dari China jika terpilih Kembali.
Kepala ekonom China di Goldman Sachs, Hui Shan, mengatakan, ekspor merupakan fokus perekonomian China.
"Saya pikir para pengambil kebijakan mungkin perlu bersiap," kata Hui Shan, dikutip dari CNBC International, Kamis (23/7).
Narasi pengenaan tarif yang tinggi tidak hanya di AS, namun juga di seluruh mitra dagang utama China lainnya. Hal itu tentu meresahkan bagi China dan tidak akan menjadi pendorong pertumbuhan berkelanjutan, menurut Hui Shan.
AS merupakan salah satu mitra dagang terbesar China, meskipun pada paruh tahun ini ekspor China ke AS hanya tumbuh sebesar 1,5 persen.
Uni Eropa tertinggal dari Asia Tenggara sebagai mitra dagang regional terbesar China.
"Pembuat kebijakan perlu memikirkan permintaan domestik dan fokus pada sesuatu yang lebih gigih dan berkelanjutan untuk prospek pertumbuhan," ungkap Hui Shan.
"Jika tarif impor sebesar 60 persen diberlakukan, angka itu cukup tinggi dan menurut kami dampaknya terhadap makro ekonomi cukup signifikan," tambahnya.
Kebalikan dari Hui San, Ben Harburg dari Corevalues ??Alpha menegaskan China akan lebih mungkin mendapatkan hasil perdagangan yang positif di bawah kepemimpinan Trump, mengingat sifat transaksional mantan presiden AS tersebut.
BERITA TERKAIT: